Kamis, 01 Mei 2008

Karyawan PT.FI


Jayapura - Aktivitas penambangan di perusahaan tambang terbesar dunia, PT Freeport Indonesia, di Tembagapura Kabupaten Timika Papua, lumpuh total, Kamis (19/4) ini.Sejumlah pekerja tambang mulai dari bagian operasi di Grassberg, Underground hingga ke tambang di Mile 74 mogok kerja. Informasi yang diperoleh SH dari Timika melaporkan setidaknya 10.000 karyawan Freeport berjalan kaki menuju Kota Timika untuk melakukan demo damai hari Rabu (18/4) dan Kamis ini mereka menuntut peningkatan kesejahteraan. Sejak pukul 08.15 WIT , Rabu, kegiatan penambangan sebenarnya sudah lumpuh total. Kali Kabor atau kali tailing yang biasanya kabur akibat kegiatan penambangan sejak Rabu, sudah jernih. Sementara itu, di Kota Timika, demo 10.000 karyawan yang sebelumnya berada di lapangan Timika Indah dan Kantor DPRD Timika, sudah bergeser menuju Kota Kuala Kencana. Rencananya pukul 10.00 WIT, Kamis ini, pihak manajemen PT Freeport, yakni Presiden Direktur PT Freeport Armando Mahler akan bertemu dengan karyawan dengan difasilitasi DPRD Timika. Namun, hingga berita ini diturunkan belum dimulai dialog ini dan para wakil rakyat baru beberapa orang yang hadir di Kota Kuala Kencana, bahkan dari pihak manajemen PT Freeport belum ada satu orang pun yang hadir. Sebelumnya, para karyawan yang tergabung dalam Tongoi Papua (TP) melalui DPRD Mimika menuntut adanya peningkatan kesejahteraan. Tuntutan para demonstran yang dikoordinasi Tongoi Papua itu, tertuang dalam lima butir Resolusi Tongoi Papua hasil Musyawarah Besar dan Rapat Kerja I 7-9 November 2006 lalu, di Gedung Multi Purpose, Kuala Kencana. Selain itu, ada tujuh tuntutan lainnya. Namun, oleh karyawan tujuh butir tuntutan kemudian diubah menjadi lima tuntutan, dipersempit lagi menjadi tiga tuntutan saja. Pertama, tuntutan kesejahteraan karyawan yang selama ini bekerja dalam klasifikasi kelompok Grip S (kelompok golongan rendah di PT FI–red). Mereka menuntut kenaikan gaji dari Rp 1,6 juta per bulan menjadi Rp 3,5 juta/bulan. Kedua, karyawan Tongoi Papua meminta dibentuk departemen sendiri khusus bagi karyawan Papua dan yang ketiga, karyawan mendesak pergantian manajemen PT Freeport dengan menggantikan Presdirnya Armando Mahler bersama delapan kroninya yang dianggap gagal memperjuangkan hak-hak karyawan. Kapolres Mimika AKBP GS Mansinembra mengatakan kepolisian telah menerjunkan satu kompi Brimob, satu kompi Kodim 1710 Mimika, satu peleton Polres Mimika, satu peleton Security Freeport untuk melakukan pengamanan di Kuala Kencana pada demo Kamis ini. Pengamanan di areal penambangan diserahkan sepenuhnya kepada Satgas Amule dan dibantu sekuriti Freeport. Untuk pengamanan di pelabuhan Port Side diserahkan kepada Marinir TNI AL dan Sekuriti Freeport.Kapolda Papua Irjen Pol Tommy Yakobus kepada SH di Jayapura mengatakan, aparat kepolisian akan berusaha meminimalisasi aksi itu agar tidak berdampak pada penutupan pabrik. Masih BeroperasiMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusdiantoro menyatakan telah mendapat laporan PT Freeport Indonesia masih beroperasi. Untuk pertambangan terbuka beroperasi 20%, sementara pertambangan tertutup (bawah tanah) masih 60 persen. "Jadi, sebenarnya mereka masih beroperasi, tetapi di bawah kondisi optimal," kata Purnomo usai membuka evaluasi studi bersama Medo dengan ESDM di Jakarta, Kamis (19/4) pagi. Purnomo mengatakan dampak pemogokan karyawan PT Freeport akan mempengaruhi penerimaan negara. Menurutnya dari sektor pertambangan Freeport memberi kontribusi 40 persen atau sekitar Rp 14 triliun bagi penerimaan negara.

Tidak ada komentar: